SULTRAONE.com.– Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali mencatat prestasi membanggakan di tingkat nasional. Melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG), Kadin Sultra resmi menjadi provinsi dengan jumlah dapur MBG terbanyak di Indonesia, yakni 27 dapur aktif yang telah dinyatakan siap dan mulai beroperasi.
Ketua Kadin Sultra, Anton Timbang, menjelaskan bahwa pihaknya mengusulkan 65 dapur MBG ke Badan Gizi Nasional (BGN). Dari jumlah tersebut, 27 dapur telah disetujui dan dinyatakan siap menjalankan program.
Capaian ini merupakan angka tertinggi secara nasional, sekaligus menempatkan Sulawesi Tenggara sebagai provinsi paling progresif dalam mendukung implementasi program MBG.
“Kami di Sultra kurang lebih 27 dapur MBG. Yang kami usulkan 65, dan yang sudah dinyatakan siap bahkan ada yang sudah beroperasi jumlahnya kurang lebih 27,” ujar Anton Timbang, Kamis (23/10/2025).
Anton menegaskan, keberhasilan tersebut tidak lepas dari kesiapan Kadin Sultra dalam memenuhi seluruh persyaratan administrasi maupun teknis yang ditetapkan oleh BGN. Mulai dari standar dapur, higienitas, tenaga masak, hingga rantai pasok bahan pangan—semuanya dipersiapkan secara detail agar proses verifikasi berjalan mulus.
“Kita benar-benar mempersiapkan persyaratan dari BGN. Jadi semua yang kita usulkan karena sudah memenuhi persyaratan, rata-rata disetujui,” jelasnya.
Lebih jauh, Anton Timbang menegaskan bahwa Kadin Sultra akan terus mengawal dan memperkuat kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan—baik pemerintah daerah, pelaku UMKM pangan, hingga dunia usaha di sektor logistik dan pertanian agar program MBG berjalan berkelanjutan.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program nasional yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi masyarakat, khususnya pelajar dan keluarga berpenghasilan rendah. Program ini hadir untuk mendukung generasi yang lebih sehat, cerdas, dan produktif, sekaligus memutus mata rantai persoalan gizi buruk dan stunting di Indonesia.
Dengan dukungan aktif Kadin Sultra, program ini tidak hanya berbicara soal pemenuhan gizi, tetapi juga memutar roda ekonomi lokal, karena bahan pangan untuk dapur MBG sebagian besar berasal dari petani, nelayan, dan UMKM di daerah.
Kadin Sultra optimistis bahwa apa yang dilakukan hari ini akan menjadi model kolaborasi ideal antara pemerintah dan dunia usaha dalam memperkuat kualitas sumber daya manusia Indonesia.(Red/SO)
Komentar