SULTRAONE.com.Mubar – Perayaan HUT ke-11 Kabupaten Muna Barat dan HUT ke-80 Republik Indonesia yang diadakan di Kecamatan Tiworo Tengah, Muna Barat, pada Sabtu (16/8) lalu, menyisakan cerita kurang sedap. Pasalnya, kehadiran kelompok waria dalam lomba gerak jalan di acara tersebut memicu kontroversi dan kecaman dari publik.
Acara yang diikuti oleh 46 barisan, sebagian besar terdiri dari pelajar SMA/SMK serta berbagai komunitas seperti PKK, Karang Taruna, dan Majelis Taklim, menjadi sorotan publik.
Salah satu barisan yang tidak biasa tampil dengan mengenakan kostum putih yang bertuliskan “Waria Muna Barat”. Selain itu, pakaian mereka juga dihiasi dengan simbol-simbol pelangi yang identik dengan LGBT, dan model pakaiannya menyerupai seragam sekolah anak SD.
Penampilan unik ini menjadi viral dan menuai kecaman karena dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial, budaya, dan agama masyarakat setempat. Masyarakat khawatir, penampilan ini akan memberikan contoh buruk bagi anak-anak dan generasi muda.
”Kegiatan ini bisa menormalisasi perilaku LGBT. Anak-anak dan generasi muda yang menyaksikannya bisa melihat hal ini sebagai sesuatu yang wajar,” ujar La Ode Lisman, salah seorang warga Muna Barat.
La Ode Lisman berpendapat bahwa perayaan hari kemerdekaan seharusnya menjadi momen untuk memperkuat nilai-nilai nasionalisme, bukan malah merusaknya dengan hal-hal yang dianggap menyimpang dari norma yang berlaku.
Menanggapi kecaman dari masyarakat, Bupati Muna Barat, La Ode Darwin, mengaku terkejut dengan kehadiran kelompok waria ini. Ia menegaskan bahwa pihak panitia tidak memiliki informasi lengkap mengenai peserta yang berpartisipasi.
”Kita juga tidak tahu pesertanya dari mana. Tiba-tiba ada peserta seperti itu, ya sudah mau diapakan, terlanjur,” ungkap Bupati La Ode Darwin.
Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi dan koreksi di masa depan.
”Tapi itu akan menjadi koreksi untuk tahun berikutnya,” tutupnya.(Red/SO)
Komentar