KENDARI.SultraOne – Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara menggelar Workshop Pengembangan Profesi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pendidikan Menengah (Dikmen).
Kegiatan yang digelar mulai 23-26 Februari 2018 itu diselenggarakan di salah satu hotel di Kota Kendari. Diikuti sebanyak 136 guru SMA/SMK perwakilan Kabupaten/Kota yang ada di Sultra.
Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, Ahmad mengatakan workshop pengembangan profesi PTK ini pada hakikatnya sebagai upaya mengatasi permasalahan pembelajaran di kelas. Sehingga guru dituntut mencari metode terbaik agar siswa berhasil dalam pembelajaran.
“Seyogianya, guru itu harus selalu menjaga profesionalisasi serta berinovasi mengembangkan kemampuannya mengelola proses belajar mengajar demi pencapaian tujuan pengajaran. Tak lagi monoton dalam mengajar sehingga berefek pada siswa yang kurang berhasil menyerap pengetahuan yang disampaikan gurunya,” ungkapnya saat diwawancarai usai membuka kegiatan workshop, Jumat (23/02/2018).
Selain itu, menurutnya, workshop ini juga dapat memacu guru untuk aktif membuat karya ilmiah terkait PTK yang tentunya berdampak pada pengembangan karir guru kedepan.
“Terkait pengembangan karir, guru pada dasarnya akan naik pangkat sesuai peraturan yang ditetapkan. Hanya saja jika naik pangkat itu dapat sejalan dengan pengembangan diri seperti aktif dalam membuat karya ilmiah ataupun modul, tentunya akan menjadi poin lebih untuk bisa dipromosikan kejenjang karir tertinggi semisal menjadi kepala sekolah ataupun pengawas,” ungkapnya.
“Kita berharap juga workshop ini dapat menjadi langkah bagi guru untuk belajar membuat karya ilmiah sendiri tanpa harus minta tolong lagi dibuatkan oleh orang lain,” harapnya.
Ditempat yang sama, Ketua Panitia Workshop Pengembangan Profesi PTK Dikmen, Bahtiar Tinggi menambahkan, bahwa kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari Uji Kompetisi Guru (UKG) yang telah dilaksanakan sebelumnya.Yang mana, peserta yang ikut workshop ini adalah yang mendapatkan nilai UKG terendah.
“Harapan kami dengan adanya workshop ini, peserta yang tadi mendapat nilai UKG rendah bisa menjadi tinggi nilainya. Apalagi dalam kegiatan ini kita melibatkan pihak LPMP Sultra sebagai pemateri,” ungkapnya.
Detail peserta, pria yang juga menjabat sebagai Kepala Seksi GTK SMA ini menambahkan, workshop kali ini diprioritaskan dulu bagi guru bidang studi Bahasa Indonesia dan Inggris. Bidang studi lain dipastikan akan menyusul selanjutnya.
“Kita pilih dulu guru bahasa indonesia dan inggris sebagai peserta workshop kali ini mengingat dua bidang studi ini masuk dalam Ujian Nasional (UN). Apalagi jadwal UN semakin dekat sehingga guru-guru bisa lebih awal mempersiapkannya,” tambahnya.
Selain itu, workshop ini menjadi sarana mensosialisasikan Kurikulum 13 (K-13) yang resmi digaungkan oleh pemerintah saat ini.
“SMA di Sultra sendiri masih banyak yang menerapkan kurikulum lama yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sehingga dengan adanya workshop ini kita berikan pemahaman akan K-13. Seperti apa model pembelajaran dan penilaiannya di K-13 ini,” tuturnya.
Laporan : Juhartawan
Komentar