SULTRAONE.com.Konawe – Dalam upaya memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam di wilayah Kabupaten Konawe, Bupati Konawe, Yusran Akbar, S.T., memimpin langsung Apel Kesiapan Tanggap Bencana Tahun 2025 yang digelar di halaman Kantor Bupati Konawe, Rabu (5/11/2025).
Kegiatan tersebut menjadi momentum penting bagi seluruh unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta berbagai elemen masyarakat untuk memastikan kesiapan bersama dalam menghadapi ancaman bencana yang kerap melanda wilayah Sulawesi Tenggara, khususnya Kabupaten Konawe.

Apel ini diikuti oleh berbagai unsur penting, di antaranya Kepala Kejaksaan Negeri Konawe, Ketua DPRD Kabupaten Konawe, Ketua Pengadilan Negeri Konawe, Dandim 1417/Kendari, Kapolres Konawe, serta Pabung Kodim 1417/Kendari Wilayah Kabupaten Konawe.
Selain unsur Forkopimda, kegiatan tersebut juga melibatkan berbagai instansi teknis seperti Direktur BLUD RS Konawe (10 personel), Dinas Kesehatan (20 personel), BPBD (20 personel), Dinas Sosial (20 personel), Dinas Perhubungan (20 personel), Satpol PP (20 personel), serta Dinas PUPR (20 personel). Tak ketinggalan, Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Konawe dan Palang Merah Indonesia (PMI) Konawe turut berpartisipasi aktif dalam apel kesiapsiagaan tersebut.
Dalam sambutannya, Bupati Yusran Akbar menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan kesiapsiagaan terpadu dalam menghadapi potensi bencana alam yang bisa terjadi kapan saja.

“Kesiapsiagaan tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Butuh sinergi dan kolaborasi antara pemerintah daerah, TNI, Polri, BPBD, instansi teknis, hingga masyarakat agar penanganan bencana bisa cepat, tepat, dan menyeluruh,” ujar Yusran Akbar.
Ia menambahkan bahwa posisi geografis Indonesia yang berada di kawasan “Ring of Fire” menjadikan ancaman bencana seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan gempa bumi sebagai hal yang tidak bisa dihindari.
Berdasarkan data BNPB hingga Oktober 2025, tercatat ribuan kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia yang menelan korban jiwa dan menyebabkan kerugian material yang besar. Fakta ini, kata Yusran, menjadi alarm bagi seluruh daerah, termasuk Konawe, untuk terus memperkuat langkah mitigasi dan sistem tanggap darurat.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Konawe menyampaikan tujuh poin penting yang menjadi pedoman bersama dalam memperkuat sistem penanggulangan bencana di daerah, yaitu:
1. Melakukan deteksi dini dan pemetaan wilayah rawan bencana secara berkelanjutan.
2. Menyampaikan informasi dan imbauan dini secara cepat dan akurat kepada masyarakat.
3. Memastikan kesiapan personel, sarana, prasarana, dan logistik pendukung tanggap bencana.
4. Melaksanakan simulasi kesiapsiagaan secara rutin dan berkelanjutan.
5. Mengedepankan kecepatan dan ketepatan dalam setiap respon darurat.
6. Menjalankan tugas kemanusiaan dengan empati, humanis, dan profesional.
7. Menerapkan prosedur penanggulangan bencana secara menyeluruh dari tahap pra-bencana, tanggap darurat, hingga pemulihan.
Menurut Bupati, ketujuh poin tersebut harus dijadikan pedoman oleh seluruh jajaran aparatur daerah, lembaga kemanusiaan, dan masyarakat agar Konawe menjadi daerah yang tangguh terhadap bencana.
Lebih lanjut, Bupati Yusran Akbar menegaskan bahwa semangat kesiapsiagaan bencana di Konawe juga sejalan dengan arah kebijakan Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, yang menempatkan perlindungan rakyat sebagai amanah utama negara.
> “Negara harus hadir dan bertindak cepat dalam melindungi rakyat dari ancaman bencana. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab kemanusiaan kita bersama,” tegasnya.
Menutup sambutannya, Bupati Konawe mengajak seluruh unsur yang hadir untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi lintas sektor dalam membangun kesiapsiagaan daerah.
“Mari kita jadikan Konawe sebagai daerah yang siap, tangguh, dan cepat dalam menghadapi berbagai potensi bencana. Keselamatan dan kesejahteraan masyarakat harus menjadi prioritas utama,” pungkasnya.
Apel Kesiapan Tanggap Bencana Tahun 2025 ini menjadi momentum penting bagi Kabupaten Konawe untuk menunjukkan komitmen nyata dalam membangun resiliensi daerah terhadap bencana, sekaligus memperkuat koordinasi antarinstansi agar penanggulangan bencana di masa depan bisa berjalan lebih cepat, efisien, dan terintegrasi.(Red/SO)









Komentar