oleh

Ketua BEM FEB UHO; Bupati Muna Barat Kurang Focus Membangun Daerahnya

-Kendari-2,213 views

SultraOne.Com, Kendari – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi & Bisnis UHO, Muhammad Gustam, menilai Pemerintah Kabupaten Muna Barat mulai kurang fokus dalam membangun daerahnya. Minggu 12 April 2020.

Menurut Gustam yang juga warga Guali itu, tergambar dari menurunnya pertumbuhan indeks pembangunan manusia yang mana pada Tahun 2019 hanya naik sebesar 0,34 poin bila dibanding tahun sebelumnya peningkatannya 0,68 poin. Selain itu, Laju Pertumbuhan Ekonomi seperti PDRB atas dasar harga konstan menurut pengeluaran konsumsi rumah tangga juga menurun sebesar 0,24 poin yaitu 6,34% tahun 2018 menjadi 6,10% tahun 2019.

“Bahkan Penilaian SAKIP 2019, Muna Barat mendapat nilai paling rendah dari 17 Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara ini, yakni skor 39,72 dengan predikat C.” Jelasnya.

Banyak persepsi tentang lambannya kinerja Pemda yang dinahkodai Rajiun Tumada sebagai Bupati Muna Barat. Salah satu faktornya ditengarai intensnya kunjungan silaturahim Rajiun Tumada ke Kabupaten Muna yang juga sedang mewacanakan diri sebagai bakal calon Bupati di Pilkada Muna. Hal ini menjadikan kurang optimalnya perhatian Rajiun Tumada terhadap perkembangan Muna Barat dalam setahun terakhir.

“Kami sangat cinta Bupati tapi kalo beliau sudah ingin ke lain hati, dengan berat hati pasti kami restui dan tentu mendoakan yang terbaik buat beliau.” Kata Gustam

Melalui Rilisnya, Gustam mengungkapkan bahwa Kinerja ini diprediksi akan semakin menurun dengan situasi mewabahnya virus covid-19. Respon Pemda Muna Barat dianggap terkesan lamban, apalagi kebijakan menghadapi dampak virus ini masih belum dicetuskan.

“Sampai saat ini realokasi APBD 2020 untuk penanganan covid-19 dan dampak sosial-ekonomi belum dilakukan. Bahkan pemetaan wilayah rawan terjangkiti & pendataan masyarakat yang berhak dapat jaring pengaman sosial belum dikerjakan.” Imbuh Gustam.

Sejauh ini, hanya dengan anggaran Rp600 juta yang dirogoh dari pos anggaran biaya tak terduga, Pemda Muna Barat sebatas fokus memutus mata rantai penyebaran corona. Setiap akses keluar masuk Kabupaten Muna Barat didirikan Posko Pemeriksaan orang lalu lalang dengan mencermati suhu badan memakai alat tes pengukur suhu tubuh. Selain itu, himbauan untuk beraktivitas dalam rumah & memakai masker serta menjaga jarak fisik juga digencarkan.

“Stay at home & physical distance akan menjadi percuma ketika jaminan kebutuhan hidup diabaikan terutama bagi mereka yang kategori miskin & rentan miskin. Memutus mata rantai penyebaran corona penting, namun kita juga jangan mengabaikan kelanjutan hidup yang sedang hidup.” Ungkap Gustam.

Gustam juga menyoroti bungkamnya wakil rakyat yang bercokol di DPRD Muna Barat. DPRD yang sejatinya memiliki fungsi penganggaran, pengawasan, & legislasi malah terkesan cuek dengan kondisi masyarakat di wilayahnya.

“Jangan lupa dirilah, kalian tempati posisi itu karena pilihan mereka yang sedang menanti bantuan sosial Pemda dalam kondisi darurat corona ini. Jeritan mereka berada diujung lidah kalian dan wajib bagi kalian menyampaikan kepada Bupati.” Tegas Gustam.

Gustam juga menyarankan agar Pemda Muna Barat menyediakan fasilitas internet gratis sehingga siswa ataupun mahasiswa yang menjalani belajar atau kuliah daring/online dapat diikuti disaat mereka dihimbau untuk tetap beraktivitas di rumah (stay at home).

“apresiasi untuk camat Kusambi karena peka terhadap mahasiswa di wilayahnya dengan menyediakan fasilitas internet gratis sehingga teman-teman tetap kuliah sebagaimana mestinya. Harusnya ini dilakukan masif se-Muna Barat” Tutup Gustam.

Laporan : Redaksi

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *