SultraOne.Com, Kendari – Kelompok Mahasiswa Cipayung Plus Sulawesi Tenggara (Sultra) ( PMII, PMKRI ,HMI, GMNI, KMHDI, GPM, GMKI, GPII ) dan keluarga Alm. Randi Melakukan aksi bakar lilin Do’a Bersama di lokasi tertembaknya Alm. Yusuf dan Alm. Randi. Kamis, 24 Oktober 2019
Selain aksi bakar lilin dan Do’a bersama, kelompok Mahasiswa Cipayung juga membacakan beberapa tuntutan yang disampaikan dalam aksi tersebut untuk menyikapi terkait belum ditetapkannya tersangka dalam insiden meninggalnya 2 mahasiswa dalam aksi demonstrasi.
Menurut Ketua Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sultra Erwin Gayus, ada dua hal yang disikapi Cipayung Plus Sultra dalam aksi tersebut dan menjadi warning untuk penanggung jawab penuntasan kasus tewasnya dua Mahasiswa saat unjuk rasa penolakan revisi Undang-undang Bulan September yang lalu.
“Kami mendengar kabar bahwa surat pengajuan Kabareskrim Komjen Idham Azis untuk menjadi Kapolri sudah dikirim dan di proses ke anggota DPR, dan dengan tegas kami menyatakan bahwa Pak Presiden harus mempertimbangkan itu, Karena Kabareskrim sebagai penanggungjawab penuntasan kasus penembakan mahasiswa belum menetapkan tersangka sampai hari ini” Ucapnya.
Erwin juga menambahkan bahwa Cipayung Plus Sultra akan menolak kedatangan Jokowi yang dikabarkan akan bertandang ke Sulawesi Tenggara dalam Agenda Hari Pangan Sedunia jika kasus penembakan belum ada titik terang.
“Pak Presiden harusnya juga serius menanggapi persoalan ini, karena sampai sekarang pihak kepolisian masih belum menetapkan tersangka, dan Jika pak Presiden akan ke sultra, kami berharap datangnya Jokowi mendatangkan titik terang terkait kasus ini, jika tak ada titik terang, sebaiknya Pak presiden tidak ke Sultra ” Tutupnya.
Untuk diketahui, Cipayung Plus Sultra akan terus mempressure kasus ini sampai menunjukkan titik terang dan ditetapkannya tersangka dalam insiden penembakan yang mengakibatkan hilangnya 2 nyawa mahasiswa dalam aksi demonstrasi 26 september 2019.
Laporan : Redaksi
Komentar