oleh

Aksi Solidaritas Randi Dan Kardawi, Ini Alasan Dan Derita Masa Aksi

SultraOne.Com, Kendari – Sejumlah aktivis Mahasiswa Kota Kendari masih bertahan lakukan aksi di depan Polisi Daerah (Polda) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), menuntut pengusutan pelaku penembakan Almarhum (Alm) Muh. Randi dan Alm. Muhammad Yusuf Kardawi. Rabu 9 Oktober 2019.

Masa aksi yang berjumlah puluhan orang tersebut merupakan mahasiswa dari beberapa kampus di Kota Kendari.

Salah satu masa aksi Rahman Paramai menuturkan alasannya, bahwa mereka tak akan meninggalkan tempat tersebut sebelum pelaku penembakan di jatuhi hukuman.

“Kita tidak akan beranjak dari tempat ini sampai pelaku di jatuhi hukuman.” Ujar Rahman Paramai.

Rahman Paramai adalah mantan Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Kendari tersebut mengungkapkan bahwa dirinya merasa punya tanggungjawab moril untuk mengawal jalannya proses pengusutan kasus tersebut.

“Ini sudah hari ke 8, dan kami tak akan tinggalkan tempat ini sampai ada putusan, karna salah satu korban Alm. Muh. Randi punya ikatan historis dengan saya, dan sudah menjadi tanggung jawab moril bagi saya.” Tegas Rahman Paramai.

Lanjutnya, bahwa sampai hari ini dirinya dan kawan-kawan masih setia mengawal gerakan tersebut meski mendapat tekanan dari beberapa oknum.

Kondisi Baliho Aksi Solidaritas yang dirusak oknum Dalmas Polda Sultra.

“Kemarin baru 2 hari yang lalu baliho ini terpasang di lokasi aksi diam Aliansi Mahasiswa Sedarah depan Polda Sultra. Hari ini Selasa 08 Oktober pada pukul 14:05 telah terjadi aksi pengrusakan terhadap baliho yang berisikan tuntutan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Sedarah yang di lakukan oleh Oknum Anggota Dalmas Polda Sultra. Jumlah mereka ada 3 orang. Tanpa ada apa2, tiba2 saja oknum itu bertanya,
Oknum Anggota Dalmas : KENAPA?
Massa aksi : Kenapa apa?
Oknum Anggota Dalmas : BODOH KAU
Massa Aksi : Kenapa ko bilangi saya bodoh?
Pada saat itulah terjadi percekcokan antara massa aksi yang berjumlah 3 orang dengan oknum anggota Dalmas Polda Sultra. Tiba-tiba salah seorang oknum anggota Dalmas Polda Sultra yang lain memukul spanduk dengan menggunakan pentungan yang berisikan tuntutan massa aksi dan menendang panci. Beruntung saja pada saat itu, salah seorang Anggota Kepolisian yang menurut para saksi menduga itu adalah pimpinan mereka, melerai percekcokan itu.” Terangnya.

Rahman berharap Kapolda Sultra mestinya menertibkan kembali anggotanya yang berbuat semena-mena terhadap massa aksi yang di lakukan oleh Oknum Anggota Dalmas Polda Sultra.

“Karena bagaimanapun juga, Institusi kepolisian Republik Indonesia di bentuk untuk menciptakan rasa nyaman, aman dan tentram dilingkungan masyarakat dimanapun dia berada. Institusi Kepolisian mestinya mampu menjadi pelindung pengayom dan pelayan masyarakat. Institusi Kepolisian di biaya oleh negara untuk menjamin terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat termasuk mahasiswa dalam menyampaikan pendapat di muka umum.” Tutup Rahman Paramai.

Laporan : Redaksi

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *