oleh

2 Kepsek SD Kabupaten Konawe Jadi Korban Dugaan Penipuan Oknum Wartawan

SultaOne.Com, Konawe – Lagi-lagi kasus dugaan pemerasan oleh oknum yang mengatas namakan wartawan kembali terjadi di Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis 29 Agustus 2019 kemarin.

Berdesarkan keterangan Kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Argamulya, Kecamatan Meluhu, Haslinda mengaku bahwa dirinya di datangi 2 orang yang mengaku sebagai wartawan dengan cara memperlihatkan Idicad dan surat kabar cetak.

“Awalnya dia datang dengan menggunakan Idcard dan langsung melihat-lihat pekerjaan yang sementara berlangsung, sambil mendokumentasi kemudian mempertanyakan semua jenis bahan dan saya terangkan sesuai yang ada, mulai dari jenis besi dan ukuran kayu yang digunakan. Lalu memperlihatkan koran”. Ungkapnya Haslinda.

Lanjutnya, dia sempat bingung apa yang sebenarnya maksud dan tujuan kedatangan 2 oknum tersebut dan mengajaknya pindah keruang kerjanya.

“Setelah itu dia kasi lihat kuitansi yang sudah di tuliskan angka nominal 2 Juta, saya tidak tau apa peruntukannya, apakah mau menawarkan iklan atau meminta saya berlangganan korannya”. Terangnya.

Berdasarkan buku tamu Sekolah, di ketahui bahwa ke 2 oknum yang mengatas namakan wartawan adalah Nursalim dan Akbar Sahid dengan maksud tujuan melakukan Investigasi.

“Saya sampaikan saya tidak ada uang untuk berlangganan koran atau pun memasang iklan, kemudian saya meminta dia mengisi buku tamu, setelah itu dia masih ngotot sambil menunjuk-nunjuk kuitansi.” Imbuh Haslinda, Kepala Sekolah SDN 1 Argamulya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Media SultraOne.Com, saat ini dai Kabupaten Konawe ada 179 SD yang tengah melakukan rehab gedung sekolah, menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun anggaran 2019.

Haslinda lalu berinisitif memberikan uang sebesar Rp.200 ribu sebagai ganti pembeli bensin namun kedua oknum Nursalim Dan Akbar Sahid menolak dan Haslinda terpaksa meminjam uang kepada rekannya.

“Saya dapat pinjaman sama teman Rp1.150.000, saya kasi mereka tapi saya minta kwitansi. Mereka kasi kwitansi ada tertulis sisa Rp850 ribu, katanya mereka mau ke rumah saya saja untuk ambil sisanya,” ketus Haslinda.

Selain Haslinda, Bahmid Kepsek SDN 1 Larowiu, Kecamatan Meluhu, juga turut menjadi korban.

Terang Bahmid, saat mereka datang ke sekolah, mereka menawarkan berlangganan pemasangan iklan dengan menggunakan bahasa daerah dirinya bertanya berapa tarifnya.

“mereka meminta saya memasang iklan dengan tarif 2 Juta dan saya tawar, bisakah 500 saja, karna saya tidak ada uang ini, tapi mereka bilang harus yang 2 juta bayar dua kali. Karena saya mulai tertekan, akhirnya saya pinjamkan saja 1 juta itu dan saya minta kwitansi,” ujarnya.

Kasus dugaan pemerasan tersebut kini ditangani oleh Kepolisian Sektor (Polsek) Wawotobi untuk penyelidikan lebih lanjut.

Laporan : Redaksi

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *