oleh

Mencari Akar Masalah Banjir Di Konawe Utara, Kapolri Siap Menurunkan Tipiter Mabes Polri

-Konut, Lipsus-2,071 views

SultraOne, Konawe Utara – Kapolri Jenderal Tito Karnavian bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto melakukan kunjungan ke Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Kunjungan dilakukan untuk meninjau korban banjir. Sabtu (22/6/2019).

Dalam kesempatan itu Tito mengatakan bahwa bencana banjir yang terjadi di tanggal 2 juni tersebut menjadi atensi sekaligus ingin melakukan studi kondisi lingkungan dan mencari solusi untuk menemukan akar masalah banjir yang terjadi di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Sebab, kondisi banjir terparah di Sulawesi Tenggara melibatkan beberapa kabupaten, bukan hanya di Konawe Utara saja.

“Kita perlu mencari tahu kenapa banjir bandang ini bisa terjadi. Jadi perlu dilakukan studi kondisi lingkungan untuk menemukan akar masalah banjir di Konawe Utara dengan melibatkan perguruan-perguruan tinggi,” terangnya saat meninjau penanganan banjir di Konawe Utara bersama Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Sabtu (22/6/2019).

Menurut Tito pentingnya melibatkan akademisi, tim ahli konsultan tentang lingkungan yang kredibel untuk mencari akar permasalahan banjir bandang. Pihaknya siap membantu dengan menurunkan tim dari tindak pidana tertentu (tipiter) dari Mabes Polri.

“Misalnya sistem penyaluran airnya tidak ada. Kalau ini terjadi, maka perlu ada solusinya, mungkin membuat sistem kanalisasi atau membuat bendungan atau membuat dam yang besar sehingga kalau terjadi banjir ini semua tertampung,” katanya.

Tito juga mengatakan, bisa saja banjir terjadi karena terjadi alih fungsi hutan atau adanya pembangunan yang menggerus hutan. Seperti kasus banjir yang terjadi di Sentani, Papua.

Ia juga menyebutkan, potensi sumber daya alam di Provinsi Sulawesi Tenggara sangat melimpah, baik itu di sektor perkebunan maupun pertambangan. Tentunya hal ini menarik investor untuk menanamkan modalnya di Konawe Utara.

“Karena memiliki potensi tambang dan sawit yang luar biasa, sehingga banyak orang ingin berinvestasi di sini,” terangnya.

Penulis Buku Bhayangkara di Bumi Cenderawasih, ISPI Strategic Series, Jakarta, 2013 ini juga menjelaskan, sebenarnya tidak ada masalah dengan pembukaan lahan maupun pertambangan, karena dapat mendatangkan pendapatan asli daerah yang nantinya bisa menguntungkan masyarakat.

Namun, terlebih dahulu harus dilakukan studi kelayakan atau analisis dampak lingkungan (Amdal), sehingga tidak mengubah fungsi kawasan atau merusak lingkungan.

Pada kesempatan yang sama, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengaku prihatin dengan musibah bencana yang telah menimpa beberapa wilayah di Sultra.

Ribuan warga mengungsi, 370 rumah hanyut dibawa arus banjir dan ribuan rumah serta fasilitas umum, seperti bangunan sekolah, puskesmas, pasar dan jembatan putus dan rusak.

“Kedatangan kami di sini untuk memastikan penanganan pasca-banjir, proses tanggap darurat dan langkah rehabilitasi banjir apakah sudah berjalan secara optimal,” ujar Panglima TNI

Laporan : Redaksi

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *