oleh

Harga Gabah Anjlok,DPRD Konawe Merespon “Jeritan” Para Petani.

-Konawe-1,437 views

SultraOne.com.Konawe – Dengan Harga gabah yang anjlok,karna hasil panen padi yang dibeli dengan harga Rp.2700 sedangkan pemerintah telah menetapkan harga gabah sebesar Rp.4.200 jauh dari harapan petani,DPRD Kabupaten Konawe mengambil langkah dan merespon jeritan para petani di Kab.Konawe secara kelembagaan meminta pertanggung jawaban pemerintah daerah

selain dibeli dengan harga yang sangat murah, bahkan dipotong hingga lima kilogram per- karung, gabah mereka pun diutang oleh si pembeli.

Wakil Ketua II DPRD Konawe Rusdianto dalam konfrensi pers mengatakan dengan anjloknya harga gabah petani tersebut, pemerintah daerah harus segera melakukan intervensi agar petani tidak merugi.

“selama ini pemda telah gembar gemborkan di masyarakat pada saat melakukan panen raya bahwa apabila harga gabah turun atau dimainkan oleh para tengkulak maka pemda akan hadir mengambil alih agar gabah petani tetap dalam harga yang wajar”Kata Rudi kepada awak media diruang kerjanya,Jumat (04/06/2021)

Lanjut Rudi,sejak panen raya di Wilayah Asinua, Padangguni, Abuki, Tongauna dan Tongauna Utara sampai saat ini Unaaha dan Wonggeduku, sudah hampir selesai panen, harga gabah petani bukannya stabil malah semakin anjlok ini tidak bisa dibiarkan.

“Kalau hal ini kita biarkan, akhirnya yang rugi masyarakat. Masyarakat merasa hanya dijadikan alat politik,” tegasnya

Rudi menambahkan, pada saat musim panen, pemerintah daerah turun ke sawah melaksanakan panen raya, setelah itu tentu masyarakat mengharapkan bantuan dari pemerintah dalam hal penstabilan harga gabah. Namun lanjut dia, di saat petani butuh bantuan itu, pemerintah tidak pernah hadir.

“Atas nama DPRD dan ini menjadi keputusan rapat kami tadi, saya dipercayakan oleh rapat untuk menyampaikan pada media supaya pemerintah betul-betul peka terhadap anjloknya harga gabah yang saat ini terjadi,
kami menagih janji Pemda Konawe untuk selalu hadir dalam upaya menyejahterakan petani,dan termaksud janji Pemda Konawe dalam menstabilkan harga gabah petani di saat musim panen apabila dimainkan oleh para tengkulak melalui intervensi Pemda dan Bulog”Kata Rudi

Saya minta Wakil Bupati untuk betul betul serius dan betul betul memenuhi janjinya kepada masyarakat selama ini yang begitu getol mensosialisasikan, begitu getol menyampaikan kepada masyarakat kalau misalnya ini tidak bisa dia lakukan maka jabatannya akan taruhannya. Nah, sekarang kenapa tidak bisa hadir saat harga gabah petani ini betul-betul anjlok

“Sepengetahuan DPRD, Pemda Konawe telah melakukan kerja sama dengan Bulog untuk menekan anjloknya harga gabah petani di setiap panen. Namun, sampai saat ini, DPRD belum melihat gerakan yang dilakukan oleh Pemda maupun Bulog untuk mengintervensi hal itu”Kata Rudi

Apakah nanti selesai panen kemudian harga gabah naik lagi atau pada saat gabah masyarakat sudah tidak ada lagi kemudian naik. Sekarang yang diperjuangkan di sini apakah masyarakat atau pengusaha ini harus jelas,ketusnya.

DPRD Konawe menyarankan kepada Pemda, kalau memang tidak bisa melakukan intervensi kenapa tidak membuka kran pengusaha luar untuk masuk membeli gabah di daerah ini.

Rusdianto mengungkapkan, dalam Mou (Pemda – Bulog) ada regulasi yang kemudian melarang pengusaha dari luar masuk membeli gabah di Konawe. Sehingga disarankan kepada Pemda untuk membuka kembali kran itu.

“Saya kira kalau menurut pandangan kami, yang datang juga itu bukan tengkulak tapi pengusaha,. Pengusaha penggilingan kemudian membeli gabah dan harus kita akui, yang mungkin selama ini panen-panen sebelumnya harga gabah turun saat panen raya tapi tidak seperti saat ini,” ungkapnya.

Dengan dibatasinya pengusaha luar daerah untuk masuk membeli gabah akhirnya harga gabah petani sangat memprihatinkan. Sehingga kata Rudi sapaan akrab Wakil Ketua II DPRD Konawe, tinggal bagaimana keseriusan pemerintah daerah.

“Bayangkan Rp. 2700, di angka Rp. 3300 saja petani masih rugi apalagi Rp. 2700. Sudah Rp. 2700 diutang lagi. Ketua DPRD sendiri tadi menyampaikan gabahnya itu dibeli Rp.3000 diutang lagi dan sampai sekarang belum dibayar,”ujar Rudi

Ditempat yang sama,Ketua DPRD Konawe H. Ardin mengatakan saya merasakan dampak dari anjloknya harga gabah tersebut,gabah yang saya penen terpaksa dijual dengan harga Rp.3000.

Saya punya sawah sepuluh hektare. Panen kemarin gabah saya laku Rp 3000 itupun diutang dan belum dibayar,tutup Ardin usai memimpin rapat internal di DPRD Konawe.

Laporan: Redaksi

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *