SultraOne.Com, Konawe – Setelah sempat ditunda akhirnya Gubernur Sultra Ali Mazi mengizinkan Sebanyak 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Negara China masuk ke Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, dalam waktu dekat.
Menurut informasi yang beredar, kedatangan TKA asal china akan dilakukan secara bertahap yang akan dimulai pada akhir bulan Juni ini. Mereka akan bekerja di salah satu perusahaan pertambangan PT. Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) Morosi Kabupaten Konawe.
Berita kedatangan TKA asal negara china tersebut masih mendapat penolakan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lembaga kemahasiswaan, maupun masyarakat Sultra khususnya masyarakat Konawe.
Menangapi kisruh tentang kedatangan 500 TKA Asal China tersebut, Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Konawe sebagai organisasi perhimpunan pemuda Nahdlatul Ulama (NU) Konawe mempunyai pandangan yang berbeda.
Terkait kedatatangan TKA asal china tersebut Gp. Ansor konawe justru mendukung keputusan Gubernur sultra hal ini dengan alasan bahwa Investasi sudah berjalan dan pabrik sudah berdiri di morosi. Rabu, 17 Juni 2020.
“Konawe yang harus dirampungkan pembangunannya, sehingga sikap menolak TKA tersebut hanyalah sikap yang tidak memikirkan nasib para tenaga kerja yang bekerja diperusahaan nikel tersebut,”
“Kedatangan TKA asal china tersebut sangat diperlukan guna menunjang produksi dan operasi dari pabrik nikel tersebut,” ujar Sandi Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Ansor Konawe.
Ketua Gp Ansor konawe Sandi, mendukung langkah Gubernur sultra, semata mata untuk mendukung investasi di bumi konawe.
“Dengan adanya pabrik nikel tersebut sudah memberi kehidupan kepada ribuan masyarakat konawe yang bekerja diperusahaan tersebut baik yang bekerja di Virtu Dragon Nikel maupun di OSS, Sikap ini semata-mata untuk melindungi masyarakat konawe yang bekerja pada kedua perusahaan tersebut,” tegas Plt. ketua Ansor Konawe Sandi, ST
Namun demikian Plt. Ketua Ansor Konawe memberikan masukan kepada pemerintah Provinsi Sultra dan Kabupaten Konawe agar sebaiknya perusahaan yang ada di konawe untuk dievaluasi.
“Baik itu kepatutan perusahaannya, kontribusi perusahaan kepada daerah, serta komitmen perusahaan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar atau local,” imbuh Sandi
Alumni Sarjana Tehnik Universitas Lakidende tersebut menegaskan, jangan ada masyarakat konawe yang tidak diterima bekerja diperusaahaan tersebut.
“Dan untuk 500 TKA china tersebut harus mengikuti protokol kesehatan, yakni menjalani karantina dan uji usap Covid-19,” Tutup Sandi.
Laporan : Redaksi
Komentar