oleh

Sosok Abdul Ginal Sambari, Anggota DPRD Konawe yang Vokal Bersuara

-Sultra-300 views

SultraOne.com,Konawe – Berikut sosok Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Konawe, Abdul Ginal Sambari. Pria yang memiliki nama lengkap H Abdul Ginal Sambari S Sos M Si ini lahir di Kendari, 27 Juli 1966 silam atau saat ini berusia 57 tahun.

Ginal yang juga dikenal sebagai tokoh adat ini diketahui berdomisili di Desa Wawoone, Kecamatan Wonggeduku, Kabupaten Konawe.

Suami dari Hj Martini ini juga adalah salah satu tokoh adat yang kini duduk sebagai anggota DPRD Kabupaten Konawe untuk periode 2019-2024 dari fraksi Partai Golongan Karya (Golkar).

Ginal atau akrab disapa Opa Kumis ini memulai karir politiknya sejak tahun 1999.Saat awal reformasi dimulai, Ia memberanikan maju di perebutan kursi legislator. Saat itu, Kabupaten Konawe masih dikenal dengan nama Kabupaten Kendari.

Di kursi dewan, karir politik ayah empat anak ini terbilang gemilang. Meski pernah vakum dalam satu periode, Ginal telah mencatatkan dirinya sebagai legislator yang dicintai pemilihnya.

Terbukti, Ia sudah empat kali memenangi kontestasi anggota DPRD Kabupaten Konawe.


Pada Pemilu 2014, Ginal mampu meraup 1300 lebih suara dan Pemilu 2019 Ginal berhasil mendapatkan 1400 lebih suara. Aktivitas seorang Ginal tak hanya sebatas rutinitas di kursi legislator saja.

Ia juga merupakan Ketua Umum Lembaga Adat Tolaki (LAT) Kabupaten Konawe, Ketua Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) Konawe dan Wakil Ketua Kwarcab Pramuka Konawe.

Selain itu, Ginal juga kerap vokal menyuarakan terlebih mengenai pelestarian dan pengembangan suku dan budaya lokal.

Seperti mendorong generasi muda untuk terlibat dalam melestarikan budaya suku Tolaki.
Menurutnya, generasi muda saat ini mulai melupakan dan meninggalkan budaya lokal akibat pengaruh dari luar.

Budaya daerah merupakan warisan leluhur yang harus dijaga dan dilestarikan, karena memiliki nilai-nilai luhur yang dapat menjadi pedoman hidup bagi masyarakat.

Ginal mengungkapkan, pelestarian dan pengembangan budaya daerah tidak hanya penting untuk menjaga kekayaan dan keberagaman bangsa, tetapi juga untuk membentuk karakter bangsa yang berakhlak, berbudaya, dan bermartabat. (Red/SO)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *