SultraOne.Com,KONUT– Janji akan di pekerjakan pada salah satu perusahaan pembangunan smelter di wilayah Kecamatan Routa Kabupaten Konawe, puluhan tenaga kerja yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan (Selsel) dan Sulawesi Tenggara (Sultra) di telantarkan
Sikap tak manusiawi yang sengaja menelantarkan pulahan pekerja itu di duga dilakukan salah satu oknum dalam menagemen perusahaan PT Cakra Bumi Morowali (CBM) yang merupakan kontraktor perusahaan induk PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM)
Kepada awak media, Sartono, selaku ketua rombongan tenaga kerja lokal Sulawesi Tenggara (Sultra), menjelaskan, satu hari sebelum pemberangkatan sudah melakukan komunikasi terhadap oknum inisial A yang merupakan perwakilan perusahaan PT Cakra Bumi Morowali (CBM)
Dalam percakapan, lanjut sartono mengatakan, inisial tersebut A mengarahkan agar tenaga kerja yang ada segera di antar menuju pembangunan smelter PT SCM
“Komunikasinya dengan pak andi sudah fiks, bahkan beliau sendiri yang mengarahkan untuk berangkatkan 25 orang tenaga kerja, sampai dilokasi tiba-tiba kami disuruh kembali dengan alasan perusahaan tidak menerima karyawan,”ucap Sartono dengan nada haru kepada awak Media, 21 Juli 2022
Sartono menyayangkan, dengan menjajikan pekerjaan yang tidak pasti tindakan oknum tersebut sangat tidak terpuji, dia berharap kepada PT SCM selaku perusahaan induk agar memberikan teguran tegas terhadap managamen PT CBM tempat inisial A bekerja
“Suda kedua kalinya ini kami di telantarkan, kami juga suda banyak mengeluarkan biaya pengurusan berkas maupun biaya makan diperjalanan, managemen PT CBM dalam hal ini pak Andi A harus bertanggung jawab,”tegas Sartono
Hal senada juga disampaikan salah satu perwakilan rombongan tenaga kerja asal Sulawesi selatan (sulsel), Rahmat dia menuturkan, biaya yang di habiskan dalam perjalanan cukup banyak, terlebih perjuangan yang dialami rombongannya sangat menyedihkan
Kata rahmat, rasa semangat dan harapan sesuai dengan janji akan langsung di pekerjakan dalam perjalanan mereka rela tidur dibawah kolom rumah, terlebih beberapa orang dalam rombongannya rela jual HP untuk memenuhi biaya perjalanan
“Dari selatan rombongan kami ada 23 orang, kami di janjikan kalau tiba dilokasi langsung bekerja, ehh taunya sampai disini kami disuruh kembali, malang sekali nasipnya kami,” cetus Rahmat
Rahmat menambahkan dirinya bersama rombongan ingin pulang ke kampung halaman namun sudah tidak memiliki biaya
“Mau kembali ke kampung persiapan ongkos sudah habis, kami pasrah saja semoga ada solusi baik dari pak andi.” tandasnya
Sampai saat ini, puluhan calon tenaga kerja tersebut memilih bertahan dirumah kediaman kepala desa pondoa sembari menunggu kejelasan dari pihak perusahaan
Laporan: Wiwin
Komentar