SultraOne.com,KONUT – Salah satu perusahaan yang saat ini diketahui tengah melakukan aktivitas pertambangan nikel di wilayah administrasi Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali menuai sorotan
Pasalnya, akibat dari ulah perusahaan yang di duga kuat adalah PT Bosowa, disinyalir telah memberikan dampak lingkungan yang cukup meresahkan masyarakat yang berimbas pada pencemaran sumber mata air bersih warga desa Larompana dan Wacumele Kecamatan Langgikima
Dugaan pencemaran tersebut di ungkapkan langsung oleh salah satu warga desa Larompana yang juga merasakan langsung dampak pencemaran yang diduga bersumber dari aktivitas pertambangan PT Bosowa
Kepada awak media, Edi, yang di dampingi puluhan masyarakat desa Larompana, mengatakan beberapa tahun yang lalu sebelum ada aktivitas pertambangan kondisi aliran anak sungai terbilang bersih, warna air jernih, aman, dan layak untuk di konsumsi
“Keadaan saat ini cukup memprihatinkan, warna air berubah jadi kemerahan bercampur lumpur, fasilitas sarana air yang kami gunakan selama ini seperti bak dan pipa penyalur air semua tidak berfungsi akibat dipenuhi endapan lumpur,” ungkap Edi saat ditemui awak media SultraOne.Com, Rabu (20/07/2022)
Edi menjelaskan, sejak terjadi pencemaran pada bulan maret 2022 masyarakat Dua Desa yang terdampak yakni warga desa Larompana dan Wacumele sangat kesulitan mendapatkan air bersih, dalam menunjang kebutuhan air sehari-hari masyarakat harus mengeluarkan biaya untuk pembelian air pada jasa penyedia air tower atau air galon
“Sumber air bersih kami tidak bisa lagi dikonsumsi, sejak empat bulan terahir kami masyarakat dua desa yang terdampak hanya membeli air tower,” ucapnya
Lanjut Kata Edi, jika diperkirakan pengeluaran biaya untuk pembelian air bersih sebulan mencapai jutaan rupiah, kebutuhan masak, mandi, cuci pakaian dan kebutuhan lainnya, air 1 tower dengan harga Rp 150.000 digunakan hanya mencapai 2 sampai 3 hari
“Sudah menjelang 5 bulan kami kesulitan air bersih, pihak perusahaan belum juga ada yang muncul untuk memberikan solusi terkait penyelesaian bak air kami yang tercemar, kami masyarakat sudah cukup untuk bersabar, di atas itu nyata ada perusahaan yang menambang, kami juga suda trecking sumber pencemarannya, dan hasilnya kuat dugaan kami berasal dari aktivitas pertambangan PT Bosowa,” bebernya
Edi, yang juga termasuk dalam struktur aparat pemerintah desa Larompana, kembali menyampaikan harapan kepada pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Konut yang membidangi agar segera bertindak
Menurutnya, jika persoalan itu terus di biarkan maka tentu masyarakat yang merasakan dampaknya, untuk itu, Pria yang akrab di sapa abang Edi itu kembali berharap agar dinas terkait dan perusahaan segrah meberikan solusi yang baik sehingga masyarakat didua desa tersebut dapat keluar dari zona kesulitan air bersih yang dirasakan saat ini
“Kami masyarakat ada batas kesabaran, jangan mentang-mentang ada yang membeck up baru se enaknya lepas tanggung jawab, sudah hampir 5 bulan kami tersiksa, jika hal ini terus dibiarkan maka besar kemungkinan kami masyarakat dua desa akan melakukan tindakan sendiri, ini menyangkut hak dan kebutuhan hidup kami, perusahaan harus bertanggung, kalau tidak maka kami masyarakat dua desa sudah siap untuk berhadapan dengan siapapun, jika dalam waktu dekat belum ada solusi insya allah kami akan lakukan demonstrasi besar-besaran dilokasi pertambangan PT bosowa.” tutup Edi yang di sahuti dengan teriakan Masyarakat
Sementara itu, sampai berita ini di terbitkan, pihak perusahaan PT Bosowa belum memberikan tanggapan atas dugaan pencemaran yang di lakukan
Laporan:Wiwin
Komentar