oleh

Desa Puuwonua Jadi Lokasi Pementasan Sastra Lisan Tolaki

SultraOne.com.Konawe.– seiring perkembangan zaman, eksistensi bahasa daerah tanpa terkecuali bahasa Tolaki pelan-pelan mulai tergerus. Percakapan menggunakan bahasa Tolaki mesti terus diagungkan guna melestarikan warisan budaya dari para pendahulu. Di Konawe, upaya pelestarian sastra lisan Tolaki tersebut disadari oleh pemerintah desa (pemdes) Puuwonua kecamatan Konawe dengan mendirikan sanggar Tamboinolu. Bak gayung bersambut, potensi pengembangan sastra lisan di desa itu mendapat atensi khusus dari Kantor Bahasa provinsi Sultra.

Setelah melakukan pemetaan, dari sekian banyak desa di daratan Bumi Anoa, desa Puuwonua akhirnya dipilih sebagai lokasi pentas revitalisasi sastra lisan Tolaki yang digelar Kamis sore (4/11).

Kepala Kantor Bahasa provinsi Sultra, DR Herawati Ss MA mengatakan, sastra lisan suku Tolaki menjadi bagian budaya yang mesti dirawat sebab ada nilai-nilai kearifan lokal sebagai dasar pembentukan karakter generasi muda. Dewasa ini, menurutnya, anak-anak muda lebih mengenali budaya luar ketimbang budaya sendiri yang sudah diwariskan turun temurun dari orangtuanya. Herawati menyebut, sebelum pementasan sastra lisan Tolaki itu digelar, pihaknya terus memonitor latihan pengurus sanggar Tamboinolu sejak September-Oktober 2021.

“Sastra lisan ini sangat perlu diwariskan kepada generasi muda. Sebab kalau tidak, niscaya suatu saat identitas budaya kita akan hilang. Jangan sampai sastra lisan ini tergerus dan punah,” ujar Herawati dalam sambutannya saat giat pentas sastra lisan Tolaki di desa Puuwonua kecamatan Konawe.

Ia menuturkan, eksistensi budaya Tolaki memerlukan dukungan semua pihak termasuk pemangku kepentingan setempat agar secara berkesinambungan melakukan aksi-aksi nyata. Beberapa langkah konkret perlu dilakukan, salah satunya lewat pementasan sastra lisan dengan tujuan membentuk karakter generasi muda yang mencintai budaya daerah.

“Filosofi Kalosara harus ditanamkan kepada anak-anak muda kita. Kita harus saling mendukung dalam upaya pelestarian sastra lisan khususnya suku Tolaki,” imbuhnya.

Ditempat yang sama, Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa yang diwakili Asisten II pemkab Konawe Taharuddin Saranani menjelaskan, suku Tolaki memiliki persebaran yang besar di 29 kecamatan se-Konawe. Suku Tolaki merupakan suku asli dari penduduk di wilayah daratan Sultra dalam hal ini kota Kendari, Konawe, Konsel, Konut, Kolaka, Koltim dan Kolut.

“Akan tetapi seiring perkembangan teknologi yang pesat, telah mempengaruhi keberadaan dan eksistensi bahasa Tolaki. Sebagai bukti, anak-anak lebih banyak komunikasi bahasa Indonesia ketimbang bahasa daerah,” ungkap Taharuddin Saranani.

Revitalisasi sastra lisan Tolaki, menurutnya, perlu dimanfaatkan guna merawat kelangsungan budaya hingga ke generasi berikutnya. Taharuddin Saranani menyebut pentas sastra lisan Tolaki merupakan momentum efektif dalam menggaungkan bahasa daerah yang mulai terlupakan. Harapannya, generasi muda tidak melupakan bahasa daerah dan justru bangga atas warisan budaya itu sendiri.

“Disamping itu, pementasan ini juga dapat menghibur sekaligus menggugah masyarakat agar mencintai bahasa daerahnya sendiri. Insyaallah kita akan support melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Konawe untuk terus membuat kebijakan dalam rangka mengembangkan sastra lisan Tolaki,” bebernya.

Lebih jauh Taharuddin Saranani menerangkan, revitalisasi sastra lisan Tolaki dapat menghidupkan kembali bahasa dan sastra daerah dalam rangka menjaga tradisi. Ia meyakini hal revitalisasi tersebut mampu mentransformasi berbagai nilai yang terkandung sesuai filosofi Kalosara untuk kehidupan yang lebih baik, utamanya generasi muda agar tidak terpengaruh budaya asing yang negatif.

“Kesadaran menjaga sastra lisan bukan menjadi tanggungjawab satu pihak, tapi kita semua. Baik itu masyarakat, budayawan, seniman maupun pemerintah,” tandasnya.

Sebagai informasi, pentas revitalisasi sastra lisan Tolaki di desa Puuwonua turut dihadiri Koordinator KKLP Pusat Perlindungan Bahasa dan Sastra Kemendikbud RI Anita Ningrum, Ketua Harian DPP LAT Abdul Ginal Sambari, Kepala Dikbud Konawe Suriyadi, serta Kades Puuwonua Isman Malik SPi.(Redaksi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *