SultraOne.com.Konawe – Pemerintah Daerah ( Pemkab) Kabupaten Konawe meresmikan Badan Hukum Koperasi Produksi Sumber Rejeki Konawe,yang diresmikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kab.Konawe,Dr.Ferdinand,SP,MH,acara peresmian digelar dibalai pertemuan Kel.Mekar Sari Kec.Tongauna,Kamis (04/02/2021)
Koperasi Sumber Rejeki Konawe mendapat dukungan penuh dari Pemerintah kabupaten (pemkab) Kab.Konawe dengan membawahi 11 kelompok tani dan menggarap sawah seluas 301 hektar di Kel.Mekar Sari kecamatan Tongauna. Koperasi tani tersebut siap mensupport pemkab kaitannya pelaksanaan peningkatan Indeks Penanaman (IP 300) di kecamatan Tongauna.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Konawe,Ferdinand mengatakan tidak dipungkiri ada beberapa masalah di sektor pertanian yang masih sering terjadi. Persoalan-persoalan itu, yakni menyangkut irigasi, mekanisasi (pengolahan tanah), ketersediaan benih dan pupuk, serta kepastian harga penjualan gabah petani oleh Bulog.
“Khusus Koperasi Sumber Rejeki Konawe yang telah berbadan hukum,pemkab bakal membuka ruang kepada perbankan untuk membantu menalangi biaya-biaya produksi yang dibutuhkan petani”Kata Ferdinand
Lanjutnya,Ini komitmen kita untuk berkolaborasi mendukung program pertanian. Pemkab juga akan bangun kemitraan dengan produsen pupuk dan pestisida. Harapannya, koperasi petani di kelurahan Mekar Sari ini harus dijalankan dengan baik
Ditempat yang sama, Ketua Koperasi Sumber Rejeki Konawe, I Made Mirta, mengatakan, sebelum berbadan hukum, koperasi yang dipimpinnya itu awalnya hanya Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dari 11 kelompok tani yang ada di Kelurahan Mekar Sari,Kec.Tongauna.
Lanjutnya,memang dalam menggarap sawah itu masih ada beberapa kendala tapi kita bersyukur sudah diberikan ruang-ruang oleh pemkab untuk mengatasi kendala-kendala tersebut,ada beberapa kendala yang acapkali dihadapi.
Para petani saat menggarap lahan persawahan.
“Diantara kendalanya yaitu kurangnya alat-alat pertanian, gudang penyimpanan gabah yang tak memadai. Namun yang paling sering dikeluhkan petani di desa Mekar Sari, sambungnya, yakni ketersediaan pupuk subsidi yang langka bahkan di tingkat pengecer sekalipun”Kata I Made Mirta
Kalau pupuk non subsidi memang ada tapi harganya sangat mahal,mudah-mudahan persoalan ini bisa dicarikan jalan oleh pemkab.Sehingga kita bisa bekerjasama meningkatkan hasil panen padi di Tongauna, khususnya di desa Mekar Sari.Tutupnya.(Red/SO)
Komentar