oleh

Kelurahan Mekar Sari Gelar Pelatihan Penguatan Pecalang, Sebagai Salah Satu Kearifan Lokal Adat Bali

SultraOne.Com, Konawe – Kelurahan Mekar Sari bersama Desa Adat Dwi Tunggal menggelar acara pelatihan Kearifan Lokal Adat Bali dengan Tema “Penguatan Pecalang ( Polisi Adat ) Sebagai Satuan Pengamanan Berbasis Kearifan Lokal Adat Bali Dalam Rangka Mencegah Konflik Sosial Dan Penyebaran Paham Radikalisme,” yang digelar dibalai sekretariat PHDI Kelurahan Mekar Sari. Jumat, 03 Desember 2020.

Kegiatan ini dihadiri Kadis Sosial Kabupaten Konawe Agus Yuono.S.Pd.MPd, Camat Tongauna Djabar Nur Moita, Kapolsek Tongauna Ipda Kadek Sujayana, Lurah Mekar sari Dodok. Ly, Ketua Adat Dwi Tunggal Buana Wayan Sara, Ketua PHDI wayan sumatra,S.Ag dan anggota Pecalang (Polisi Adat).

Kadis Sosial, Agus Yuono.S.Pd.M.Pd dalam sambutannya mengatakan Kekayaan bangsa kita yang salah satunya berada di Kabupaten Konawe khususnya di Kecamatan Tongauna, Kelurahan Mekar Sari.

“Bahwa kegiatan ini sangat besar manfaatnya, oleh karena itu pertama kami harapkan agar pelaksanaan kegiatan ini betul-betul dilaksanakan dengan tuntas sehingga masyarakat Bali yang berada di Kabupaten Konawe ini khususnya di Tongauna meskipun tidak bernaung lagi dipulau Bali tetapi Adat istiadat, tradisi dan budaya tetap dilestarikan. Sehingga, kebineka tunggal Ika benar-benar ada,” ujarnya.

Lanjut Agus, Salah satu yang membuat dirinya terkesan ketika berkunjung di Bali yaitu bagaimana ketertiban dan orang yang datang merasakan kenyamanan.Kenapa demikian?? karena ada kepolisian, TNI aparat pemerintah dan ada juga namanya polisi Adat.

“Sehingga saya katakan sama pak Kabid, ini penting dilestarikan di Kabupaten Konawe, khususnya pada tempat-tempat dimana masyarakat Bali ini berada karena ini salah satu budaya yang tidak boleh ditinggalkan sehingga kemarin pada saat kegiatan diluncurkan di Kabupaten Konawe meskipun tahun ini baru mendapatkan dua yaitu saya tempatkan di Kecamatan Tongauna dan Kecamatan Wonggeduku,” jelasnya.

Agus juga berharap ditahun 2021 dengan kuota yang diberikan sebanyak 17 kuota, sehingga dapat di kembangkan lagi dan salah satu contoh sudah bisa kita tetapkan di Tongauna dan Wonggeduku sudah memulai kegiatannya.

“Inti dari kegiatan ini yang dicanangkan oleh kementerian sosial, bagaimana dengan kondisi saat ini yang semakin maju, berkembang baik dari segi global dan teknologinya,” ulas Agus Yuono

Agus juga berkata, bahwa hampir-hampir diantara sesama masyarakat itu tidak saling mengenal lagi, budayanya terlupakan dengan masuk nya internet bahwa kita banyak melihat kejadian-kejadian yang jauh dari lingkungan kita.

“Kita sudah melihat kejadian-kejadian diluar sana sedangkan kejadian yang terjadi dilingkungan kita sendiri kita tidak peduli,” pungkas Agus

Lanjut, imbasnya dari semua itu yakni kita mudah terprovokasi, sedikit-sedikit ada gesekan, bahkan lebih banyak cenderung memposting hal-hal yang tidak penting dalam hidup sehari-hari, melihat kejadian orang lain kita langsung mengekspos melalui media padahal belum tentu kita tahu persis, sementara budaya kita tidak seperti itu.

“Program ini mempokuskan bagaimana kearifan-kearifan, Adat istiadat, kebudayaan, tradisi, yang leluhur turunkan itu tetap kita jaga dan lestarikan kalau kita tidak lakukan mungkin 5-15 Tahun yang akan datang anak-anak, dan cucu-cucu kita yang lahir tahu itu yang namanya pecalang, namun tidak mengetahui seperti apa perlakuan pecalang tersebut,”

Ditempat yang sama, Ketua Adat Dwi Tungga Buana mengatakan mengapresiasi yang setinggi-tingginya kepada pemerintah melalui kementerian sosial melalui dinas sosial Kabupaten Konawe, atas bantuannya yang sudah memberikan kontribusi yang begitu banyak dalam hal proses pecalang untuk kedepannya dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari berkaitan dengan kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial kemasyarakatan lainnya yang berkaitan dengan sinergitas, yang dari Kepolisian pemerintah daerah khususnya di Kabupaten Konawe Kelurahan Mekar Sari dan Sendang Muliasari terwujud, perbedaan, kebinekaan menjadi suatu cerminan yang mencerminkan sikap masyarakat Konawe kedepan agar dapat hidup berdampingan, damai, aman, sejahtera, lahir dan batin.

“Kita ingin mewujudkan kapasitas kita sebagai yang berada dirumpun dalam hal ini di Desa Adat itu yang bisa kita lakukan bersama seluruh elemen, lembaga-lembaga masyarakat yang berada di desa,”

Ketua PHDI Mengucapkan terimakasih kepada dinas sosial kemudian perpanjangan tangan dari kepala kelurahan yang telah memberikan pasilitas sarana dan prasarana untuk perlengkapan dalam melaksanakan kegiatan keumatan kami.

“Pecalang ini dibawah naungan parisade dan adat untuk keamanan desa adat kemudian dipusingkan diluar daerah,”

“Pecalang ini sudah ada kurang lebih 15 tahun yang lalu, hanya saja pembentukan prosesi awal pecalang ini kita menggunakan Sewadaya kelembagaan umat yang ada didesa adat jadi pasilitas nya belum nampak seperti ini”, kata Wayan

Laporan : Redaksi

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *